TOTO SUHARYA (Penulis Buku Hidup Sukses dengan Logika Tuhan)
Kisah daratan Atlantis, saya kenal seksama dari buku Da Indri Toni (2011), Atlantis, Atlantika, atau Pulau Atlas adalah pulau legendaris yang sampai hari ini masih dipertanyakan keberadaan dan keabsahannya. Untuk pertama kalinya pulau ini disebut oleh Plato (427-374 SM) dalam bukunya berjudul Timaeus dan Critias.
Plato
menuliskan bahwa atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan
memiliki angkatan laut yang telah menaklukkan Eropa Barat dan Afrika selama
9000 tahun sebelum waktu Solon (sekitar 9500 SM). Setelah gagal menyerang
Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam Samudera “hanya dalam satu hari satu
malam”.
Kisah
tentang daratan Atlantis penuh dengan misteri. Para ilmuwan dari berbagai
belahan dunia terus menggali misteri ini dengan mengeluarkan teori dan saling
menguji kebenarannya.
Ada
ahli yang mengaitkan daratan Atlantis dengan Republik Indonesia. Teori ini
dikemukakan oleh Aryso Santos seorang ilmuwan asal Brasil. Penelitiannya dilakukan
selama 30 tahun, ditulis dalam buku Atlantis. Ia menampilkan perbandingan
antara teori Plato seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi
dan cara bertani. Ingin tahu lebih jelas baca saja buku karangan Da Indri Toni
(2011) berjudul Dunia Ini Penuh Misteri.
Hal
yang menarik dari buku Da Indri Toni adalah ketika mengemukakan beberapa
sarjana Barat menemukan seseorang yang “mampu mengingat” kembali “dirinya”
sebagai orang Atlantis pada kehidupan sebelumnya. Ia dikenal Inggrid Bennette.
Hal ini aneh, dalam teori yang penuh logika, para ilmuwan mencoba metode
metafisika guna membuktikannya.
Untuk
lebih lengkapnya baca oleh Anda buk Da Indri Toni tentang daratan Atlantis.
Satu hal yang paling menarik dari paparan Inggrid Bennette adalah tentang
ketatnya pendidikan anak di masyarakat Atlantis.
Perihal
pendidikan anak Inggrid Bennette menjelaskan bahwa “saat bayi masih dalam
kandungan, ia telah diperkenalkan dengan suara, musik, dan bimbingan kecerdasan
pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” (mungkin; guru) akan
memberikan pengarahan kepada orang tua. Sejak sang bayi lahir orang tua merawat
dan mendidiknya di rumah, serta menyayangi dan mencintainya”.
Paparan
ini sangat mencengangkan saya, ternyata bangsa-bangsa lain sudah lebih dulu
memahami bahwa PAUK menjadi bagian dalam sistem pendidikan mereka. Ternyata, tradisi
mendidik anak sejak dalam kandungan, bukan hanya dimiliki bangsa Yahudi, tapi
bangsa-bangsa lain di dunia dari abad sebelum masehi.
Masyarakat
kita sangat jauh tertinggal karena baru sadar pentingnya pendidikan anak pada
tahap usia dini, itupun belum seluruh masyarakat menyadari. Saya semakin yakin
bahwa PAUK harus masuk menjadi sistem pendidikan dalam masyarakat kita. Kalau
pun tidak formal harus menjadi bagian tradisi dalam setiap keluarga masyarakat
kita.Walalhu ‘alam.
No comments:
Post a Comment