Sunday, July 24, 2016

PAUK SUDAH ADA SEJAK ZAMAN ATLANTIS

Oleh 
TOTO SUHARYA (Penulis Buku Hidup Sukses dengan Logika Tuhan)

Kisah daratan Atlantis, saya kenal seksama dari buku Da Indri Toni (2011), Atlantis, Atlantika, atau Pulau Atlas adalah pulau legendaris yang sampai hari ini masih dipertanyakan keberadaan dan keabsahannya. Untuk pertama kalinya pulau ini disebut oleh Plato (427-374 SM) dalam bukunya berjudul Timaeus dan Critias.

Plato menuliskan bahwa atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang telah menaklukkan Eropa Barat dan Afrika selama 9000 tahun sebelum waktu Solon (sekitar 9500 SM). Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam Samudera “hanya dalam satu hari satu malam”.

Kisah tentang daratan Atlantis penuh dengan misteri. Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia terus menggali misteri ini dengan mengeluarkan teori dan saling menguji kebenarannya.

Ada ahli yang mengaitkan daratan Atlantis dengan Republik Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh Aryso Santos seorang ilmuwan asal Brasil. Penelitiannya dilakukan selama 30 tahun, ditulis dalam buku Atlantis. Ia menampilkan perbandingan antara teori Plato seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi dan cara bertani. Ingin tahu lebih jelas baca saja buku karangan Da Indri Toni (2011) berjudul Dunia Ini Penuh Misteri. 

Hal yang menarik dari buku Da Indri Toni adalah ketika mengemukakan beberapa sarjana Barat menemukan seseorang yang “mampu mengingat” kembali “dirinya” sebagai orang Atlantis pada kehidupan sebelumnya. Ia dikenal Inggrid Bennette. Hal ini aneh, dalam teori yang penuh logika, para ilmuwan mencoba metode metafisika guna membuktikannya.
Untuk lebih lengkapnya baca oleh Anda buk Da Indri Toni tentang daratan Atlantis. Satu hal yang paling menarik dari paparan Inggrid Bennette adalah tentang ketatnya pendidikan anak di masyarakat Atlantis.

Perihal pendidikan anak Inggrid Bennette menjelaskan bahwa “saat bayi masih dalam kandungan, ia telah diperkenalkan dengan suara, musik, dan bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” (mungkin; guru) akan memberikan pengarahan kepada orang tua. Sejak sang bayi lahir orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, serta menyayangi dan mencintainya”.

Paparan ini sangat mencengangkan saya, ternyata bangsa-bangsa lain sudah lebih dulu memahami bahwa PAUK menjadi bagian dalam sistem pendidikan mereka. Ternyata, tradisi mendidik anak sejak dalam kandungan, bukan hanya dimiliki bangsa Yahudi, tapi bangsa-bangsa lain di dunia dari abad sebelum masehi.

Masyarakat kita sangat jauh tertinggal karena baru sadar pentingnya pendidikan anak pada tahap usia dini, itupun belum seluruh masyarakat menyadari. Saya semakin yakin bahwa PAUK harus masuk menjadi sistem pendidikan dalam masyarakat kita. Kalau pun tidak formal harus menjadi bagian tradisi dalam setiap keluarga masyarakat kita.Walalhu ‘alam.

No comments:

Post a Comment